Kamis, 08 November 2012

Takdir Antara Kau dan Aku - Cerita


Takdir Antara Kau dan Aku

“Dia adalah seseorang yang kukagumi , senyumnya manis, ia baik, pintar, dan tampan. Walau begitu bukan berarti aku harus melihatnya” .
Kemudian terdengar suara ibu memanggilnya dan ia pun bergegas. Michelle berangkat sekolah, seperti biasa seperti katanya di buku diarinya ia takkan melihat laki laki itu. Michelle berjalan begitu saja melewati Marchel walau sebenarnya ia ingin sekali untuk dapat melihat bahkan memandang lelaki itu. Marchel terlihat seperti sempurna dimatanya.
Namun memiliki Marchel seperti hanya bayangan yang tak dapat digapai.
“Michelle mau??” Darwin menawarkan ice cream
“makasih ..” mengambil ice cream itu dan tersenyum
Darwin memandangi Michelle yang asik memakan ice creamnya.
Disudut ada Marchel yang terlihat cemburu melihat kedekatan mereka.
Ketika Darwin pergi  Marchel mendekati Michelle, duduk di sampingnya, dan memberinya tisu.
“Makasih ..” Michelle memandang orang yang memberinya tisu, daan tak disangka – sangka Marchel disini disampingnya dan membuat jatungnya berdetak kencang.
“aku menghindarinya ….. tapi mengapa ia datang” dalam hati Michele.
“Michelle nanti sepulang sekolah ada acara?” tanya Marchel
“Enggak .. ada apa ?” tanya Michelle balik.
“Mau gak temenin aku ke toko buku?” Marchel mengajak Michelle.
Sejenak Michelle berfikir dan mengangguk.
“Yess…” kata Marchel dengan spontan.
Michelle tersenyum menahan tawa.
Sungguh tak disangka – sangka seorang Marchel mengajaknya pergi…
Mulai hari itu Michelle dan marchel menjadi akrab dan sering pergi bersama.
Hari ini kelulusan mereka setelah 3 tahun mereka menjadi murid SMA, Marchel dan Michelle duduk berjejeran.
“Michelle …” Marchel memulai pembicaraan.
“iya …” jawab Michelle ..
Marchel mengeluarkan sebuah kalung dan memakaikannya pada Michelle.
Michelle mengk mengangkat rambutnya yang terurai. Ia tak menyangka sosok yang ia kagumi sosok yang selalu ada dibuku diary nya sekarang sedang memakaikan sebuang kalung padanya.
“Michelle Will you be my girl friend ??” kata Marchel
“Pacar ?? ..’’ Michelle terkejut.
Marchel mengangguk.
Semenjak itu mereka menjadi pasangan kekasih tapi seperti pertemuan dan perpisahan.
Karena setelah kelulusan itu Michelle tak pernah lagi ketemu dengan kekasihnya itu yang beda universitas dengannya.
 “Bukankah kau berjanji akan datang kembali dan membawa kabar gembira untukku? Bukankah kau berjanji bahwa suatu saat kita akan menjadi lebih dari sepasang kekasih, namun sekarang kamu dimana ? bukannkah kau berjanji hanya aku yang menjadi bintang mu ?”
“Satu tahun dari kelulusanku sebagai sarjana kau pun tak datang , tak muncul , Apa aku ini masih kekasihmu?”
“bahkan aku tak yakin masih mengingat wajahmu …”
Suatu hari di restoran  Michelle yang sedang menunggu rekan bisnisnya untuk meeting.
“Nona Michelle dari PT.Jayauniversal ??” tanya seseorang
“Iya …” Michelle menjawabnya namun tetap belum melihat wajah orang itu.
“saya dari PT.KurniaAsih , Michelle mau kah kau menjadi pasangan hidupku?” Tanya orang itu.
“Maaf … ?” Michelle menengok dan ternyata orang itu adalah Marchel.
Marchel menyelipkan cincin di jari manis Michelle dan mencium tangannya. Marchel mengatakan bahwa besok ia akan melamar Michelle. Michelle pun tersenyum.
Michelle pulang sangat senang dan saat menyebrang jalan depat restaurant ia tak melihat mobil yang melintas. Marchel mendorong  Michelle menyelmatkannya.
Namun justru Marshel yang tak terselamatkan,
“ kini Marchel sudah tiada saat ia pertama kali bertemu denganku kembali, sesaat setelah ia menyelipkan cincin di jari manisku, sehari sebelum niatnya melamarku. Aku tak akan menyesal mengenalnya dalam hidupku, aku akan selalu mengingatnya… aku …. Aku takkan menyesal walau sekarang aku hanya bisa duduk di kursi roda .. walau kakiku tak bisa lagi berjalan …. ~Maafkan aku sayaaang~”   *Michelle
Sekarang Michelle lumpuh dan hanya duduk di kursi roda , ditemani Darwin yang dari dulu selalu menjaga, melindungi, mencintai dan berada disampingnya. Cinta Darwin yang tak pernah pudar walau ia tau di dalam hati Michelle hanya ada nama Marchel dan bukan dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar