Episode 3 part 2...
Woo Hyun berlari ke depan Seul Bi melindungi Seul Bi hingga
bola itu mengenai punggungnya, Seul Be yang sedang mengelap mimisannya kaget
melihat Woo Hyun. Ye Na juga terlihat kaget dengan kedatangan Woo Hyun, Woo
Hyun melirik Ye Na (Aku kurang yakin namanya :/ ) dan ia mengelak pada Woo
Hyun,
Woo Hyun melihat sekeliling gadis2 itu kemudian menyeret tangan Seu Bi
pergi keluar ruangan. Jae Suk yang ada
disitu mengatakan “Apakah mereka memamerkan cinta mereka di kelas?” dengan nada
kesal sambil melihat Woo Hyun dan Seul Bi meninggalkan ruangan.
Kemudian pak guru datang menyanyakan apa yang terjadi sambil
berjalan mengejar Seul Bi dan Woo Hyun yang masih terlihat dari kejauhan. Seong
Yeol menatap kepergian keduanya dengan tatapan yang seperti menyimpan kecemburuan.
Woo Hyun bertanya dengan kesal pada Seul Bi “Apakah kamu
bodoh? Mereka semua memilihmu untuk menyerangmu.”
Seul Bi dengan polosnya bingung mengapa mereka harus
menyerangnya. Woo Hyun menyuruh Seol Bi mengatakan sakit jika itu memang sakit
dan berhenti tertawa sambil menyodorkan tisu pada Seol Bi untuk mengelap
darahnya.
Seu Bi mengeluh
“Hidup manusia begitu sulit ketika mudah berdarah.”
Woo Hyun yang melihat Seol Bi tak beres2 membersihkan darah
mimisannyapun mengambil tisu itu dan membaginya menjadi dua kemudian menyumbat
kedua lubang hidung Seol Bi dengan tisu itu sambil berkata “Jika kau tidak bisa
melakukannya dengan benar maka kau akan mendapat masalah.”
Seol Bi sesak nafas karena kedua hidungnya disumbat dengan
tisu, iamengeluh manusia bisa mati bila kesulitan bernafas, Woo Hyun mengatakan
bahwa manusia tidak mati dengan mudah. Pak Guru masih berjalan mengendap-endap
menghampiri mereka. Seol Bi bertanya “Benarkah” kemudian melihat pak Guru dan
tersenyum dengan polosnya. Pak Guru agak kaget Seol Bi melihatnya kemudian
berkata “Aku mendapatkan mu, Kau meninggalkan kelas dan malah berkencan.”ucap
pak Guru sambil menjewer dan menyeret Woo Hyun, Pak Guru menyuruh Seol Bi
mengikuti mereka. Seol Bi tetap terlihat ceria dan tersenyum senang meskipun
mereka mendapat banyak hukuman selama seminggu sedangkan Woo Hyun kesakitan
kupingnya dijewer dan mengeluh akan
hukuman itu. Pak Guru berkata akan menambah hukuman setiap Woo Hyun berbicara,
dengan polosnya Seol Bi berkata dengan semangat bahwa mereka akan
menyelesaikannya dengan cepat jika mengerjakannya bersama. Woo Hyun mengeluh
mengapa kau mengatakan itu, Pak Guru berkata akan menambah jam hukuman Woo Hyun
sambil menunjukkan jarinya ke Woo Hyun.
Woo Hyun nampak membereskan buku sedangkan Seol Bi membersihkan
perpustakaan. Seol yang melihat Woo Hyun
kemudian mengampirinya dan bertanya “Apakah kau berada dalam masalah karena aku
lagi?”
Woo Hyun hanya memandang Seol Bi kemudian menyodorkan kedua
jarinya mendorong dahi Seol Bi. Seol Bi tersenyum kemudian mengambil buku dan
membantu Woo Hyun menaruhnya ke rak dan berkata “Aku minta maaf...Aku minta
maaf.”
Woo Hyun melihat buku yang Seol Bi taruh di rak, ia terlihat
sedikit tersenyum kemudian mengambil
buku lagi dan menaruhnya di rak, ia berkata “Kau membuat hidupku sulit” sambil
memandang Seol Bi penuh makna. Seol Bi mengambil dua buku dan meletakkannya
disambil kedua pipinya sambil menatap meminta pendaapat Woo Hyun, yang satu
buku bertulisakan “aku lapar” dan yang satunya lagi bertuliskan “makan baik, hidup
baik”. Woo Hyun yang melihatnya hanya meledek “seperti kepala pesawat” kemudian
tersenyum.
Seol Bi senang melihat Woo Hyun tersenyum dan mengatakannya
dengan keras membuat Woo Hyun menutup mulut Seol Bi dengan tangannya karena ini
di perpustakaan dan tidak boleh ribut.
Seol Bi memandang Woo Hyun wajahnya berubah cemberut dan
menanyakan apakan Woo Hyun sudah menemukan kalungnya dan apakan Woo Hyun tak
bisa menemukannya.
Woo Hyun berkata “Aku tidak membutuhkannya, itu dari
seseorang yang bahkan aku tak dapat mengingat wajahnya. Apa gunanya
memilikinya? Lebih baik seperti ini lagi pula aku tidak membutuhkannya, Aku
merasa lebih baik sekarang” Woo Hyun yang sedari tadi merapikan buku tampak
menundukkan kepalanya tak dapat disembunyikan rais sedihnya kehilangan kalung
itu. Seol Bi nampak memperhatikan mulut Woo Hyun berbicara, ia mengetahui bahwa Woo Hyun
berbicara bohong kemudian meletakkan tangannya di dada Woo Hyun dan mengatakan
yang Woo Hyun katakan padanya tadi “Katakan sakit jika itu memang sakit, jangan
berbohong.” Ucap Seol Bi.
Woo Hyun melepaskan tangan Seol Bi, ia terlihat kesal dan
menyangkal bahwa ia tidak berbohong.Seol Bi berkata “Tapi aku melihatmu
berbohong, Ini aneh aku selalu bisa tau.”
Woo Hyun berkata “Kau aneh! Jangan pernah menyentuhku lagi.
Selesaikan semua ini”Woo Hyun berjalan pergi.
“Okay.” Jawab Seol Bi tersenyum dengan semangat kemudian
melanjutkan menaruh buku-buku di rak namun menaruhnya agak berantakan.