Rabu, 08 Oktober 2014

Kondisi Masyarakat Kabupaten Batang ditinjau dari Tujuh Konsep Dasar



 Sebelumnya ini adalah tugas paper mata kuliah konsep dasar IPS SD saya versi belum jadi, yang sudah jadi terdapat tujuh konsep dan ada kesimpulan juga. Bagi yang ingin tahu versi jadinya silahkan tinggalkan komentar tapi mohon maaf jika balasannya sangat lambat karena saya jarang buka  blogger. Paragraf pertama adalah latar belakang dan tujuan, paragraf ke 2 landasan teori, selanjutnya pembahasan, kesimpulan (versi jadi), daftar pustaka (versi  jadi). Paper saya dibuat di folio  jadi saya berbagi versi sebelum saya tulis di folio (semacam coretan). Semoga bermanfaat dan bisa jadi referensi, don't be plagiat ya :) Mohon maaf apabila ada salah kata dalam paper ini. Terimakasih.


Kualitas dan kuantitas masyarakat suatu daerah dengan daerah lainnya tentu tidaklah sama. Banyak faktor yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, peristiwa yang dialami akan memberikan pengaruh berupa terbentuknya pengetahuan sosial dalam diri masyarakat itu. Begitu pula kondisi masyarakat di kabupaten Batang yang dipengaruhi oleh faktor geografi, sejarah, ekonomi, politik, sosiologi, antropologi, dan psikologi. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dibahas mengenai kondisi masyarakat di lingkungan kabupaten Batang ditinjau dari tujuh konsep dasar tersebut. Adapun tujuan dari tulisan ini adalah untuk menganalisis dan mempelajari kondisi masyarakat kabupaten Batang baik dari segi tingkah laku maupun kehidupan sosial.

Menurut Malinowski (1949), ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan. Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. (wikipedia)

I.                   Kondisi masyarakat di kabupaten Batang ditinjau dari konsep budaya.
Masyarakat kabupaten Batang umumya masih menjunjung tinggi nilai kekerabatan, gotong royong dan kebersamaan. Rasa solidaritas antara anggota masyarakat Batang sangat kuat terutama  masyarakat perkampungan dan perdesaan. Contohnya jika pada saat ada hajatan, mereka semua ikhlas membantu memeriahkan hajatan tersebut dan dalam membuat rumah mereka ikhlas membantu tanpa dibayar. Disamping itu di kabupaten Batang sebagian kecil masih ada persaingan (competition) namun bukan persaingan yang menimbulkan pertikaian (conflik). Contohnya saat ada tetangga yang membeli mobil yang satu tidak mau ketinggalan sehingga membeli yang lebih bagus, hal itu hanya terjadi pada sebagian orang.
II.                Kondisi masyarakat di kabupaten Batang ditinjau dari konsep antropologi.
Masyarakat kabupaten Batang pada umumnya masih memegang norma-norma agama secara kuat. Pola hidup  juga masih dipengaruhi tradisi yang sangat kental dan masih memegang teguh budaya daerah sebagai upaya untuk melestarikan budaya asli di daerahnya.
Adapun beberapa tradisi yang ada di kabupaten Batang antara lain:
1.      Kirab pusaka
Kirab pusaka merupakan suatu kegiatan rutin setiap tahunnya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Batang, juga merupakan perayaan menyambut hari jadi Pemkab. Batang dan sebagai ritual tolak bala.
2.      Kliwonan
Kliwonan adalah salah satu  budaya tradisional  warga Batang yang diadakan pada malam Jum’at Kliwon di alun-alun Batang,Jawa Tengah. Bahkan tradisi ini diikuti oleh warga dari luar Batang seperti Bandung, Cirebon, Tegal, Pemalang, Kudus, dan Salatiga.Bahkan, ada yang mengaku berasal dari Lamongan dan Bojonegoro, Jawa Timur, yang sengaja untuk berdagang di lokasi kliwonan, karena ada mitos dagangannya akan semakin laris setelah kembali ke tempat asalnya jika sudah dibawa di kliwonan. Masyarakat Batang melakukan tradisi Kliwonan dalam rangka untuk mengenang pendahulu mereka yaitu Bahurekso yang telah membabad atau membuka daerah Batang.
3.      Lomban (Lomba dayung)
Merupakan tradisi tahunan yang diselenggarakan pada Hari Raya Idul Fitri setiap tahunnya.  Diadakan oleh masyarakat Klidang Lor Kecamatan Batang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Batang. Dari kegiatan ini mempunyai maksud sebagai budaya tradisi nelayan dan terjalinnya tali silaturahmi serta melestarikan Budaya Bahari. Sudah menjadi rahasia umum, biasanya peserta atau team lomba dayung ini disamping kekuatan fisik yang dimiliki,namun juga non fisik/mistik.

III.             Kondisi masyarakat di kabupaten Batang ditinjau dari konsep ekonomi.
Kondisi  ekonomi masyarakat kabupaten Batang sendiri sangat heterogen ada kelompok yang berpendapatan rendah, menengah, dan tinggi. Tingkat pemerataan pendapatan di Kabupaten Batang cukup baik mengingat kesenjangan antar kelompok yang relatif rendah.
Pada tahun 2007 rata-rata pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Batang sebesar 3,49%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa posisi perekonomian Kabupaten Batang masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional maupun Jawa Tengah. Sektor pertanian memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Batang yaitu sebesar 28,94%, disusul sektor industri pengolahan sebesar 26,42%. Kontribusi terbesar ketiga diberikan oleh sektor perdagangan sebesar 16,24%. Sektor pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan terkecil yaitu hanya 1,22%.
IV.             Kondisi masyarakat di kabupaten Batang ditinjau dari konsep geografi.
Kondisi wilayah Kabupaten Batang yang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan, menjadikan Kabupaten Batang berpotensi yang sangat besar untuk agroindustri, agrowisata dan agribisnis.

Pertanian dan perkebunan  merupakan bidang yang menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk di Kabupaten Batang, selain itu juga ada perikanan dan kelautan, pariwisata, perhutanan, pegawai dan lain-lain.
Posisi wilayah Kabupaten Batang berada pada jalur ekonomi pulau Jawa sebelah utara. Arus transportasi dan mobilitas yang tinggi di jalur pantura memungkinkan berkembangnya kawasan tersebut yang cukup prospektif di sektor jasa transit dan transportasi.
V.                Kondisi masyarakat di kabupaten Batang ditinjau dari konsep sejarah.
Di kabupaten batang terdapat banyak persawahan dan hutan (alas roban) sehingga hampir 30% penduduknya berada di sektor pertanian.  Menurut legenda konon sejarah kabupaten Batang dulu pada waktu Mataram mempersiapkan daerah- daerah peratanian untuk mencukupi persediaan beras bagi para prajurit Mataram yang akan mengadakan penyerangan ke Batavia, Bahurekso mendapat tugas membuka hutan Roban untuk dijadikan daerah pesawahan.