Sebelumnya ini adalah tugas paper mata kuliah konsep dasar IPS SD saya versi belum jadi, yang sudah jadi terdapat tujuh konsep dan ada kesimpulan juga. Bagi yang ingin tahu versi jadinya silahkan tinggalkan komentar tapi mohon maaf jika balasannya sangat lambat karena saya jarang buka blogger. Paragraf pertama adalah latar belakang dan tujuan, paragraf ke 2 landasan teori, selanjutnya pembahasan, kesimpulan (versi jadi), daftar pustaka (versi jadi). Paper saya dibuat di folio jadi saya berbagi versi sebelum saya tulis di folio (semacam coretan). Semoga bermanfaat dan bisa jadi referensi, don't be plagiat ya :) Mohon maaf apabila ada salah kata dalam paper ini. Terimakasih.
Kualitas dan kuantitas
masyarakat suatu daerah dengan daerah lainnya tentu tidaklah sama. Banyak
faktor yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, peristiwa yang dialami akan
memberikan pengaruh berupa terbentuknya pengetahuan sosial dalam diri
masyarakat itu. Begitu pula kondisi masyarakat di kabupaten Batang yang
dipengaruhi oleh faktor geografi, sejarah, ekonomi, politik, sosiologi,
antropologi, dan psikologi. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dibahas
mengenai kondisi masyarakat di lingkungan kabupaten Batang ditinjau dari tujuh
konsep dasar tersebut. Adapun tujuan dari tulisan ini adalah untuk menganalisis
dan mempelajari kondisi masyarakat kabupaten Batang baik dari segi tingkah laku
maupun kehidupan sosial.
Menurut Malinowski
(1949), ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat
terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan
kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan. Masyarakat
(sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem
semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. (wikipedia)
I.
Kondisi masyarakat di kabupaten Batang
ditinjau dari konsep budaya.
Masyarakat kabupaten Batang
umumya masih menjunjung tinggi nilai kekerabatan, gotong royong dan
kebersamaan. Rasa solidaritas antara anggota masyarakat Batang sangat kuat
terutama masyarakat perkampungan dan
perdesaan. Contohnya jika pada saat ada hajatan, mereka semua ikhlas membantu
memeriahkan hajatan tersebut dan dalam membuat rumah mereka ikhlas membantu
tanpa dibayar. Disamping itu di kabupaten Batang sebagian kecil masih ada
persaingan (competition) namun bukan persaingan yang menimbulkan pertikaian
(conflik). Contohnya saat ada tetangga yang membeli mobil yang satu tidak mau
ketinggalan sehingga membeli yang lebih bagus, hal itu hanya terjadi pada
sebagian orang.
II.
Kondisi masyarakat di kabupaten Batang ditinjau dari
konsep antropologi.
Masyarakat kabupaten Batang pada umumnya masih
memegang norma-norma agama secara kuat. Pola hidup juga masih dipengaruhi tradisi yang sangat
kental dan masih memegang teguh budaya daerah sebagai upaya untuk melestarikan
budaya asli di daerahnya.
Adapun beberapa tradisi yang ada di
kabupaten Batang antara lain:
1. Kirab
pusaka
Kirab pusaka merupakan suatu kegiatan
rutin setiap tahunnya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Batang,
juga merupakan perayaan menyambut hari jadi Pemkab. Batang dan sebagai ritual
tolak bala.
2. Kliwonan
Kliwonan
adalah salah satu budaya tradisional warga Batang yang
diadakan pada malam Jum’at Kliwon di alun-alun Batang,Jawa Tengah. Bahkan
tradisi ini diikuti oleh warga dari luar Batang seperti Bandung, Cirebon,
Tegal, Pemalang, Kudus, dan Salatiga.Bahkan, ada yang mengaku berasal dari
Lamongan dan Bojonegoro, Jawa Timur, yang sengaja untuk berdagang di lokasi kliwonan,
karena ada mitos dagangannya akan semakin laris setelah kembali ke tempat
asalnya jika sudah dibawa di kliwonan. Masyarakat Batang melakukan tradisi
Kliwonan dalam rangka untuk mengenang pendahulu mereka yaitu Bahurekso yang
telah membabad atau membuka daerah Batang.
3. Lomban
(Lomba dayung)
Merupakan tradisi tahunan yang
diselenggarakan pada Hari Raya Idul Fitri setiap tahunnya. Diadakan oleh
masyarakat Klidang Lor Kecamatan Batang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten Batang. Dari kegiatan ini mempunyai maksud sebagai budaya tradisi
nelayan dan terjalinnya tali silaturahmi serta melestarikan Budaya Bahari.
Sudah menjadi rahasia umum, biasanya peserta atau team lomba dayung ini
disamping kekuatan fisik yang dimiliki,namun juga non fisik/mistik.
III.
Kondisi masyarakat di kabupaten Batang ditinjau dari
konsep ekonomi.
Kondisi
ekonomi masyarakat kabupaten Batang sendiri sangat heterogen ada
kelompok yang berpendapatan rendah, menengah, dan tinggi. Tingkat pemerataan
pendapatan di Kabupaten Batang cukup baik mengingat kesenjangan antar kelompok
yang relatif rendah.
Pada
tahun 2007 rata-rata pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Batang sebesar
3,49%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa posisi perekonomian Kabupaten
Batang masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional maupun Jawa
Tengah. Sektor pertanian memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan
PDRB Kabupaten Batang yaitu sebesar 28,94%, disusul sektor industri pengolahan
sebesar 26,42%. Kontribusi terbesar ketiga diberikan oleh sektor perdagangan
sebesar 16,24%. Sektor pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan
terkecil yaitu hanya 1,22%.
IV.
Kondisi masyarakat di kabupaten Batang
ditinjau dari konsep geografi.
Kondisi wilayah Kabupaten
Batang yang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan
pegunungan, menjadikan Kabupaten Batang berpotensi yang sangat besar untuk
agroindustri, agrowisata dan agribisnis.
Pertanian dan perkebunan merupakan bidang yang
menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk di Kabupaten Batang, selain
itu juga ada perikanan dan kelautan, pariwisata, perhutanan, pegawai dan
lain-lain.
Posisi wilayah
Kabupaten Batang berada pada jalur ekonomi pulau Jawa sebelah utara. Arus
transportasi dan mobilitas yang tinggi di jalur pantura memungkinkan
berkembangnya kawasan tersebut yang cukup prospektif di sektor jasa transit dan
transportasi.
V.
Kondisi masyarakat di kabupaten Batang
ditinjau dari konsep sejarah.
Di kabupaten batang terdapat banyak persawahan dan
hutan (alas roban) sehingga hampir 30% penduduknya berada di sektor
pertanian. Menurut legenda konon sejarah
kabupaten Batang dulu pada waktu Mataram mempersiapkan daerah- daerah
peratanian untuk mencukupi persediaan beras bagi para prajurit Mataram yang
akan mengadakan penyerangan ke Batavia, Bahurekso mendapat tugas membuka hutan
Roban untuk dijadikan daerah pesawahan.