Sabtu, 03 November 2012

Gadis Misterius di Penginapan


Gadis Misterius di Penginapan

Suatu hari ada sekelompok remaja berlibur di suatu pulau, sesampainya di pulau.
Arya : “Pulau ini indah banget ya ?”
Rahma : “iya , mana udaranya segar dan di kelilingi pantai lagi” (bicara sambil menghirup nafas)
Nina : “udara segar ??segaran juga di puncak” (tidak setuju dengan raut murung)
Riyan : “Dasar Nina senangnya kepuncak terus, masak tiap liburan kita ke puncak sih ?? udahlah nikmatin aja lagi pula ini kan liburan.”
Caca : “Iya nin , jangan gak nyenengin gitu dong”
Nina : “ Iya ,, iya ,, berisik tau !!! (Menjawab dengan kesal dan segera pergi)
Arya, Rahma, Riyan, dan Caca pun mengikuti langkah Nina menuju penginapan. Sesampainya di penginapan mereka melihat seorang gadis duduk di teras.
Caca : “Sana nanya sama mbaknya” (Sambil mendorong Rahma)
Rahma : “Arya aja ah ,, aku takut”
Arya : “Kenapa harus aku sih ?”
Riyan : “Jangan bilang kamu juga  takut?”
Arya : “Siapa bilang ? Yaudah aku yang tanya. (mengelak )
Rahma : “Udah ah cepat tanya, nanya aja ribet amat.” (Dengan nada meremehkan)
Arya pun bertanya pada gadis itu.
Arya : “Mbak apa betul ini  penginapan melati  ?”
Gadis itu hanya mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Caca : “Yaudah ayo masuk” (Sambil menggandeng dan menarik tangan Nina dan Rahma)
Mereka pun masuk ke penginapan yang sepi dan agak gelap. Tiba – Tiba ada seorang laki – laki di hadapan mereka.
Pak Parmin : “Selamat siang.”
Seketika mereka kaget, dan mereka menjawabnya dengan ter bata – bata “Si ,, siang” (dengan tidak bersamaan)
Pak parmin : “Rombongannya mas Arya ya ?”
Riyan : “Iya pak”
Pak Parmin : “Saya Parmin pemilik penginapan, mari saya tunjukkan kamar disini”
Mereka pun berjalan mengikuti Pak Parmin.
Caca : “apa Bapak tidak punya pegawai? Bapak mengurus sendiri penginapan ini ?” (Bertanya saat mereka bejalan mengikuti pak Parmin.”
Pak Parmin : “Sebelumnya punya tapi sekarang tidak.”
Riyan: “Mengapa bisa seperti itu pak?”
Pak Parmin : “Pegawai bapak namanya Nisa meninggal seminggu yang lalu karena kecelakaan.”
Mereka pun meminta maaf karena telah menanyakan mengenai Nisa. Pak Parmin pergi setelah menunjukkan kelima kamar yang bisa mereka tempati.
Setelah menaruh barang mereka, mereka berkumpul di ruang tamu.
Rahma : “Ih serem deh, jangan – jangan gadis yang tadi di teras itu Nisa?”
Riyan : “Ngawur ,, Nisa itu sudah meninggal ga bisa hidup lagi?”
Rahma : “Kalau hantunya??”
Arya : Huuustt ,, jangan ngomong gitu ah !!! (Menyela pembicaraan)
Seketika mereka diam ketika melihat gadis di teras tadi lewat diluar jendela.
Sorenya Arya melihat gadis itu berdiri di halaman belakang rumah dan ia memberanikan diri mendekati dan berbicara dengan gadis itu.
Arya : “Mbak sedang apa disini??” (Tanyanya penasaran)
Ningsih : “Saya yang salah ,, saya yang salah” (Berbicara melamunkan sesuatu)
Arya : “Mbak kenapa?” (Tanya Arya bingung )
Ningsing : “Nisa ,,,,” (Dengan tatapan kosong )
Kemudian Ningsih menangis dan pergi ke teras, Arya tak mengikutinya.  Ningsih tetap duduk diteras sambil menangis, Nina yang melihatnya duduk di sebelah Ningsih dengan rasa Takut. Seperti ada sesuatu yang membuat Nina penasaran dan bertanya pada Ningsih.
Nina : “Maaf,,, Apa kamu Nisa?”
Ningsih : “Nisa ???” (menjawab dengan raut bersalah)
Caca memanggil Nina “Nin kamu dimana? Lihat Hp ku gak ?”
Nina : “Enggak ,,,’’ menyaut pertanyaan Caca dan bertanya lagi pada Ningsih.
Nina : “Mbak kenapa menangis ???”
Caca yang didalam ruangan penasaran dan bertanya “ngomong sama siapa sih?”
Nina : “Mbak ini .?” Sambil menujuk kursi tempat Ningsih duduk yang ternyata Ningsih sudah tidak disana.
Caca : “Mbak yang mana?”
Nina : “Tadi ada kok disini”
Tiba – tiba suara Riyan memanggil.
Riyan : “ Nina ,, Caca ,,, Sini ngumpul ke ruang tamu ,, makan malam”
Diruang tamu.
Rahma : “Kenapa kok kayak lihat hantu.”
Riyan : “ Huuussst ,, jangan ngomongin hantu ah , ntar hantunya datang beneran lho ,,,”
Di dapur :
Ningsih : “Ada yang bisa Ningsih bantu pak?”
Pak Parmin : “Bawain Tehnya ke tuan Arya dan teman temannya ya Ning.”
Ningsih : “Yang lain aja pak jangan bawain teh ke mereka, Ningsih malu.”
Pak Parmin : “Kok malu? Kalian kan bisa berteman?”
Ningsih : “Tadi Ningsih nangis di depan mereka pak, Ningsih jadi malu. Bapak aja ya yang bawa?” ( sambil memohon)
Pak Parmin : “Ah Gitu aja kok ,, cepat antar tehnya?”
Ningsih : “ Ah bapak !! “ ( Mengeluh dan membawa tehnya ke tamu)
Ningsih tiba diruang tamu dan menaruhkan Tehnya, Arya, Riyan, Rahma, Caca, dan Nina seketika menjerit “ Ha …. Hantu !!!!”
Ningsih juga kaget .
Ningsih : “ Mana ,, mana hantunya?”
Pak parMin keluar  ke ruang tamu dan kebingungan.
Pak Parmin : “Ada apa koq pada rebut ?”
Mereka kompak menjawab ada Hantu Nisa Pak (Sambil menunjuk Ningsih)
Ningsih : “Maksud kalian aku? Aku hantunya?
Mereka mengangguk dengan takut.
Ningsih : “Aku Bukan hantu!!” kemudian Ningsih memperkenalkan diri “Aku Ningsih anak Pak Parmin”
Nina  : “Kalau boleh tau lalu kenapa kamu menangis”
Ningsih : “Aku hanya merasa bersalah pada Nisa, karena aku masih punya janji sama dia dan karena sekarang ia sudah tiada, aku takkan bisa menepati janji itu.
Rahma : “Jadi disini gak ada hantu?”
Pak Parmin dan Ningsih menggelengkan kepala dan Arya dkk menghela nafas terduduk di kursi.
Dan akhirnya terungkaplah seorang gadis misterius di penginapan melati yang ternyata adalah Ningsih yaitu merupakan anak pak Parmin.  Liburan kali ini benar – benar memberikan sebuah kenangan yang takkan terlupakan oleh Arya, Rahma, Nina, Riyan, dan Caca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar