Gadis Misterius di Penginapan
Suatu hari ada
sekelompok remaja berlibur di suatu pulau, sesampainya di pulau.
Arya : “Pulau ini indah banget ya ?”
Rahma
: “iya , mana udaranya segar dan di kelilingi pantai lagi” (bicara sambil
menghirup nafas)
Nina
: “udara segar ??segaran juga di puncak” (tidak setuju dengan raut murung)
Riyan : “Dasar Nina senangnya kepuncak terus, masak tiap
liburan kita ke puncak sih ?? udahlah nikmatin aja lagi pula ini kan liburan.”
Caca : “Iya nin , jangan gak nyenengin gitu dong”
Nina
: “ Iya ,, iya ,, berisik tau !!! (Menjawab dengan kesal dan segera pergi)
Arya, Rahma,
Riyan, dan Caca pun mengikuti langkah Nina menuju penginapan. Sesampainya di
penginapan mereka melihat seorang gadis duduk di teras.
Caca : “Sana nanya sama mbaknya” (Sambil mendorong
Rahma)
Rahma
: “Arya aja ah ,, aku takut”
Arya : “Kenapa harus aku sih ?”
Riyan : “Jangan bilang kamu juga takut?”
Arya : “Siapa bilang ? Yaudah aku yang tanya. (mengelak
)
Rahma
: “Udah ah cepat tanya, nanya aja ribet amat.” (Dengan nada meremehkan)
Arya pun
bertanya pada gadis itu.
Arya : “Mbak apa betul ini penginapan melati ?”
Gadis itu hanya
mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Caca : “Yaudah ayo masuk” (Sambil menggandeng dan
menarik tangan Nina dan Rahma)
Mereka pun masuk
ke penginapan yang sepi dan agak gelap. Tiba – Tiba ada seorang laki – laki di
hadapan mereka.
Pak Parmin : “Selamat siang.”
Seketika mereka
kaget, dan mereka menjawabnya dengan ter bata – bata “Si ,, siang” (dengan
tidak bersamaan)
Pak parmin : “Rombongannya mas Arya ya ?”
Riyan : “Iya pak”
Pak Parmin : “Saya Parmin pemilik penginapan, mari saya
tunjukkan kamar disini”
Mereka pun
berjalan mengikuti Pak Parmin.
Caca : “apa Bapak tidak punya pegawai? Bapak mengurus
sendiri penginapan ini ?” (Bertanya saat mereka bejalan mengikuti pak Parmin.”
Pak Parmin : “Sebelumnya punya tapi sekarang tidak.”
Riyan: “Mengapa bisa seperti itu pak?”
Pak Parmin : “Pegawai bapak namanya Nisa meninggal seminggu
yang lalu karena kecelakaan.”
Mereka pun
meminta maaf karena telah menanyakan mengenai Nisa. Pak Parmin pergi setelah
menunjukkan kelima kamar yang bisa mereka tempati.
Setelah menaruh
barang mereka, mereka berkumpul di ruang tamu.
Rahma
: “Ih serem deh, jangan – jangan gadis yang tadi di teras itu Nisa?”
Riyan : “Ngawur ,, Nisa itu sudah meninggal ga bisa hidup
lagi?”
Rahma
: “Kalau hantunya??”
Arya : Huuustt ,, jangan ngomong gitu ah !!! (Menyela
pembicaraan)
Seketika mereka
diam ketika melihat gadis di teras tadi lewat diluar jendela.
Sorenya Arya melihat
gadis itu berdiri di halaman belakang rumah dan ia memberanikan diri mendekati
dan berbicara dengan gadis itu.
Arya : “Mbak sedang apa disini??” (Tanyanya penasaran)
Ningsih : “Saya yang salah ,, saya yang salah” (Berbicara
melamunkan sesuatu)
Arya : “Mbak kenapa?” (Tanya Arya bingung )
Ningsing : “Nisa ,,,,” (Dengan tatapan kosong )
Kemudian Ningsih
menangis dan pergi ke teras, Arya tak mengikutinya. Ningsih tetap duduk diteras sambil menangis,
Nina yang melihatnya duduk di sebelah Ningsih dengan rasa Takut. Seperti ada
sesuatu yang membuat Nina penasaran dan bertanya pada Ningsih.
Nina
: “Maaf,,, Apa kamu Nisa?”
Ningsih : “Nisa ???” (menjawab dengan raut bersalah)
Caca memanggil Nina “Nin kamu dimana? Lihat Hp ku gak ?”
Nina
: “Enggak ,,,’’ menyaut pertanyaan Caca dan bertanya lagi pada Ningsih.
Nina
: “Mbak kenapa menangis ???”
Caca yang didalam ruangan penasaran dan bertanya
“ngomong sama siapa sih?”
Nina
: “Mbak ini .?” Sambil menujuk kursi tempat Ningsih duduk yang ternyata Ningsih
sudah tidak disana.
Caca : “Mbak yang mana?”
Nina
: “Tadi ada kok disini”
Tiba – tiba
suara Riyan memanggil.
Riyan : “ Nina ,, Caca ,,, Sini ngumpul ke ruang tamu ,,
makan malam”
Diruang tamu.
Rahma
: “Kenapa kok kayak lihat hantu.”
Riyan : “ Huuussst ,, jangan ngomongin hantu ah , ntar
hantunya datang beneran lho ,,,”
Di dapur :
Ningsih : “Ada yang bisa Ningsih bantu pak?”
Pak Parmin : “Bawain Tehnya ke tuan Arya dan teman temannya ya
Ning.”
Ningsih : “Yang lain aja pak jangan bawain teh ke mereka,
Ningsih malu.”
Pak Parmin : “Kok malu? Kalian kan bisa berteman?”
Ningsih : “Tadi Ningsih nangis di depan mereka pak, Ningsih
jadi malu. Bapak aja ya yang bawa?” ( sambil memohon)
Pak Parmin : “Ah Gitu aja kok ,, cepat antar tehnya?”
Ningsih : “ Ah bapak !! “ ( Mengeluh dan membawa tehnya ke
tamu)
Ningsih tiba
diruang tamu dan menaruhkan Tehnya, Arya, Riyan, Rahma, Caca, dan Nina seketika
menjerit “ Ha …. Hantu !!!!”
Ningsih juga
kaget .
Ningsih : “ Mana ,, mana hantunya?”
Pak parMin
keluar ke ruang tamu dan kebingungan.
Pak Parmin : “Ada apa koq pada rebut ?”
Mereka kompak
menjawab ada Hantu Nisa Pak (Sambil menunjuk Ningsih)
Ningsih : “Maksud kalian aku? Aku hantunya?
Mereka
mengangguk dengan takut.
Ningsih : “Aku Bukan hantu!!” kemudian Ningsih
memperkenalkan diri “Aku Ningsih anak Pak Parmin”
Nina : “Kalau boleh tau lalu kenapa kamu menangis”
Ningsih : “Aku hanya merasa bersalah pada Nisa, karena aku
masih punya janji sama dia dan karena sekarang ia sudah tiada, aku takkan bisa
menepati janji itu.
Rahma
: “Jadi disini gak ada hantu?”
Pak Parmin dan Ningsih menggelengkan kepala dan Arya dkk
menghela nafas terduduk di kursi.
Dan akhirnya terungkaplah seorang gadis misterius di
penginapan melati yang ternyata adalah Ningsih yaitu merupakan anak pak
Parmin. Liburan kali ini benar – benar
memberikan sebuah kenangan yang takkan terlupakan oleh Arya, Rahma, Nina,
Riyan, dan Caca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar